0
Tugas 2: Karangan Ilmiah dan Analisis
Karangan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan
yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu.
Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu
bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan
bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.
Hal-hal yang
harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis
ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya
tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir
dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah
terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun
mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah
harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu
dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah
terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi
(lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri – Ciri
Karya Ilmiah:
Dalam karya ilmiah ada
4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau
subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi
penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan
substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua
karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.
Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif,
tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan
struktur yang baku.
Selain ciri-ciri
diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
·
Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan
maksudnya tepat dan jernih.
·
Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
·
Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
·
Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
·
Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan
betapapun kecilnya.
·
Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang
memperlihatkan kesinambungan.
·
Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan
selengkap-lengkapnya.
Macam –
macam karangan ilmiah:
Ada berbagai macam
karangan ilmiah, berikut diantaranya :
·
Laporan penelitian. Laporan yang ditulis
berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas
dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen
Kebudayaan, dsb.
·
Skripsi. Tulisan ilmiah untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
·
Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan
gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
·
Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat
gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
·
Surat pembaca. Surat yang berisi kritik
dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
·
Laporan kasus. Tulisan mengenai
kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
2. Karangan Semi Ilmiah
Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan
fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan
bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan
fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak
semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari
karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak
digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan
semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
·
Fakta yang disimpulkan subjektif;
·
Gaya bahasa formal dan popular;
·
Mementingkan diri penulis;
·
Melebih-lebihkan sesuatu;
·
Usulan-usulan bersifat argumentative;
dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips,
reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara
uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
3. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif,
tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular
atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri
Karya Tulis Non-Ilmiah:
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
·
Fakta yang disimpulkan subyektif.
·
Gaya bahasa konotatif dan populer.
·
Tidak memuat hipotesis.
·
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
·
Bersifat imajinatif.
·
Situasi didramatisir.
·
Bersifat persuasif.
·
Tanpa dukungan bukti.
Jenis-jenis yang
termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
Contoh Karangan:
Jabodetabek Tidak Lagi Menarik
(Karangan Semi-Ilmiah)
Bogor, Kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi adalah pilihan
investor di bandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Kendati luas
0,03 persen dari luas wilayah nasional, pada tahun 2009, kawasan ini
menyumbangkan 5,78 persen dari produk domestik regional bruto nasional.
Selain itu dorongan dari pemerintah melalui Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) juga menetapkan
Jabodetabek sebagai lokasi investor terbesar.
Dalam jangka panjang Jabodetabek bisa tidak lagi menjadi menarik bagi
investor. Hal ini disebabkan akumulasi dari penurunan daya dukung
lingkungan serta tidak meratanya akses terhadap aktivitas ekonomi yang
meningkatkan kemiskinan, kriminalitas, dan konflik sosial. Pertumbuhan
lahan terbangun di Jabodetabek yang tidak terkendali mengonversi kawasan
pertanian dan kawasan lindung sehingga membuat daya dukung kawasan
menurun.
Hal itu, antara lain, terlihat dari luas ancaman banjir di kawasan
Jabodetabek yang terus menaik pada tahun 2000, sebanyak 102 desa di
Jabodetabek yang terkena banjir, tahun 2008 sudah mencapai 644 desa
terkena banjir. Selain itu infrastruktur juga tidak efisien sehingga
menimbulkan kemacetan dan kekumuhan yang semakin parah setiap tahun.
Sebaiknya pemda kawasan Jabodetabek meningkatkan infrastruktur yang
efisien dengan menghilangkan titik lokasi yang terkena banjir, membuat
resapan air yang penanaman pohon atau pembuatan sumur resapan untuk
mengurangi laju luncuran air kepermukaan dan pemerintah daerah lebih
meningkatkan infrastruktur jalur kendaraan agar kemacetan bisa di
tuntaskan dengan memberikan lahan parkir, pejalan kaki, pedagang kaki
lima, menghilangkan kekumuhan dengan mendatangi dan memberi pengarahan
kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan.
Dengan infrastruktur yang bagus maka kawasan
Jabodetabek akan selalu menarik investor dan memperbaiki aktivitas
ekonomi. Selain itu bisa memberi contoh kepada daerah lain untuk
meningkatkan daya tarik investor, agar setiap daerah berkembang dan juga
mengurangi kemiskinan.
Data Analisis Karangan:
1. Penggunaan kata
Artikel tersebut sudah disusun dengan kata-kata yang cukup baku. Tapi tidak ada frasa atau pengindahan kata dalam artikel tersebut.
2. Penggunaan gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam artikel tersebut bisa dibilang cukup tegas dan tidak bertele-tele.
3. Penggunaan kalimat efektif
Masih terdapat beberapa kalimat yang masih rancu dan kurang efektif, yaitu:
... Sebaiknya pemda kawasan Jabodetabek meningkatkan infrastruktur yang efisien dengan menghilangkan titik lokasi yang terkena banjir, membuat resapan air yang penanaman pohon atau pembuatan sumur resapan untuk mengurangi laju luncuran air kepermukaan dan pemerintah daerah lebih meningkatkan infrastruktur jalur kendaraan agar kemacetan bisa di tuntaskan dengan memberikan lahan parkir, pejalan kaki, pedagang kaki lima, menghilangkan kekumuhan dengan mendatangi dan memberi pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan.
Perbaikan:
... Sebaiknya pemda kawasan Jabodetabek meningkatkan infrastruktur yang efisien dengan menghilangkan titik lokasi yang terkena banjir.
Note:
Pada paragraf tersebut tidak harus ditulis panjang lebar, karena denga menuliskan kalimat yang telah diperbaiki, sudah dapat mewakili apa yang dimaksud.
1. Penggunaan kata
Artikel tersebut sudah disusun dengan kata-kata yang cukup baku. Tapi tidak ada frasa atau pengindahan kata dalam artikel tersebut.
2. Penggunaan gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam artikel tersebut bisa dibilang cukup tegas dan tidak bertele-tele.
3. Penggunaan kalimat efektif
Masih terdapat beberapa kalimat yang masih rancu dan kurang efektif, yaitu:
... Sebaiknya pemda kawasan Jabodetabek meningkatkan infrastruktur yang efisien dengan menghilangkan titik lokasi yang terkena banjir, membuat resapan air yang penanaman pohon atau pembuatan sumur resapan untuk mengurangi laju luncuran air kepermukaan dan pemerintah daerah lebih meningkatkan infrastruktur jalur kendaraan agar kemacetan bisa di tuntaskan dengan memberikan lahan parkir, pejalan kaki, pedagang kaki lima, menghilangkan kekumuhan dengan mendatangi dan memberi pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan.
Perbaikan:
... Sebaiknya pemda kawasan Jabodetabek meningkatkan infrastruktur yang efisien dengan menghilangkan titik lokasi yang terkena banjir.
Note:
Pada paragraf tersebut tidak harus ditulis panjang lebar, karena denga menuliskan kalimat yang telah diperbaiki, sudah dapat mewakili apa yang dimaksud.
Posting Komentar